Jumat, 20 April 2007

Postel: Harus Ada Etika Promosi Tarif Seluler

[Detik Dotcom] - Para penyelenggara telekomunikasi diminta untuk memperhatian code of conduct (aturan etika) dalam promosi tarif.

Mengingat aturan etika ini belum ada secara kolektif, Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Postel) meminta Asosiasi Telepon Seluler Indonesia (ATSI) untuk memprakarsai penyusunannya, dengan difasilitasi Ditjen Postel dan Badan Regulasi Telekomunikasi Indonesia (BRTI).

Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Bagian Umum dan Humas Ditjen Postel, Gatot S Dewabroto, dalam keterangan tertulis yang dikutip detikINET, Jumat (20/4/2007).

Gatot mengimbau agar para penyelenggara telekomunikasi seluler benar-benar konsisten dalam promosinya dan tidak memberikan data yang tidak benar, yang dapat dikategorikan sebagai kebohongan publik.

"Para penyelenggara telekomunikasi seluler diminta untuk tidak mulai menciptakan kondisi perang promosi tarif yang cenderung ekstrim dan saling menjatuhkan," ujarnya.

Selasa, 10 April 2007

Waspadai Tarif Seluler Murah

[Koran Tempo] - Indonesia Telecommunication User Group (IDTUG) mengingatkan pengguna telepon seluler agar berhati-hati dalam memilih produk telepon seluler. Sebab persaingan antaroperator telekomunikasi cenderung mengarah ke penurunan tarif, tapi pelayanannnya dikhawatirkan tidak memadai.

Sekretaris Jenderal IDTUG Muhammad Jumadi mengatakan, ada juga operator yang menerapkan tarif per detik yang sepertinya murah, tapi bila dihitung per menit ternyata lebih mahal dari tarif yang sebelumnya. IDTUG sangat mendukung tarif yang lebih murah, tapi bila pelayanannya tidak bagus berarti sama saja menipu.

Persaingan tarif, kata Jumadi, terasa semakin kompetitif saat hadirnya PT Hutchison CP Telecom Indonesia sebagai operator baru. Apalagi perusahaan asal Hong Kong ini menerapkan tarif yang kompetitif. "Jadi persaingan lebih mengarah ke tarif, bukan pelayanan," kata dia di Jakarta pekan kemarin.

Seperti diberitakan, Hutchison baru-baru ini melundurkan layanan selulernya secara komersial dengan tarif Rp 150 per menit. Chief Executive Officer Hutchison Telecommunication International Limited, Dennis Lui, mengatakan Hutchinson akan hadir di 67 kota di Jawa dan Bali pada Juni 2007. Pada Agustus 2007 layanan Hutch akan ada di Sumatera. Sedangkan Kalimantan dan Sulawesi pada akhir 2008.

Sabtu, 10 Februari 2007

Excelcom Lakukan Perang Tarif Seluler

[Media Indonesia] - Operator seluler PT Excelcomindo Pratama Tbk mulai 'menabuh genderang perang' terhadap operator lain, dengan menyederhakan struktur tarifnya. Operator ini memberlakukan tarif percakapan Rp25/detik untuk seluruh jenis percakapan nasional bagi pelanggan Bebas.

"Tarif ini berlaku baik sesama pelanggan XL maupun operator lain," kata Direktur Commerce Joy Wahjudi di Jakarta, Jumat (9/2).

Dengan berlakunya tarif percakapan per detik ini terjadi perubahan mekanisme pembebanan biaya percakapan untuk pelanggan prabayar tersebut. Jika selama ini biaya percakapan dihitung per 30 detik diubah menjadi per detik. "Dengan demikian apabila pengguna melakukan percakapan satu detik maka hanya membayar seharga satu detik."

Manager Bebas Excelcom Riza Rachmadsyah menambahkan, pihaknya berharap program ini bisa meningkatkan rata-rata pemakaian sekitar 25% dari saat ini sekitar Rp85.000. Begitu pun dengan jumlah pelanggan yang diharapkan meningkat 25% dari saat ini 4 juta nomor.

"Dari sisi margin mungkin akan terlihat penurunan, tapi kami berharap terjadi peningkatan pemakaian," katanya.